Solok — Panen durian pertama di Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, menjadi sinyal awal bahwa ambisi besar nagari ini menuju Pusat Agro Solok 2030 mulai menunjukkan hasil nyata. Di Jorong Talago Laweh, kebun yang dikelola Koperasi Holtikultura Sulit Air (KP.HORSA) memperlihatkan panen perdana yang memuaskan setelah beberapa tahun penanaman.
Dukungan perantau menjadi fondasi penting dalam percepatan pembangunan sektor agro nagari. Mereka tidak hanya mengirimkan bantuan finansial, tetapi juga memprakarsai pengembangan kebun produktif, pembibitan unggul, dan rancangan penguatan ekonomi berbasis pertanian modern. Di Sulit Air, perantau telah lama menjadi aktor strategis dalam pembangunan nagari—peran yang semakin tampak pada pengembangan sektor hortikultura.
Potensi durian di Talago Laweh disebut sangat besar jika dikelola dengan pola berkelanjutan dan terintegrasi. Kondisi geografis Solok bagian atas yang berhawa sejuk sejak lama dikenal cocok untuk komoditas hortikultura. Namun, tantangan seperti akses teknologi, konsistensi pendampingan, dan dukungan anggaran pemerintah daerah masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu dipenuhi agar Sulit Air tidak berhenti pada panen simbolik semata.
Panen durian tahun ini memunculkan optimisme baru bahwa nagari memiliki peluang untuk masuk ke rantai industri agro secara lebih serius. Dengan peran aktif koperasi, pemerintah nagari, masyarakat lokal, serta diaspora yang terus mendorong pembangunan, target menjadi Pusat Agro Kabupaten Solok 2030 bukan sekadar slogan, tetapi rencana nyata yang sedang digarap bertahap.
Di banyak nagari di Sumatera Barat, perantau sering menjadi energi perubahan. Sulit Air memperlihatkan bagaimana kolaborasi diaspora dan masyarakat lokal dapat membangun kekuatan ekonomi baru berbasis potensi alam nagari. Dari durian yang mulai berbuah, Sulit Air menatap masa depan dengan keyakinan bahwa pertanian modern dapat menjadi tulang punggung ekonomi nagari tahun 2030.
Ridwan Syafrullah – Sumbar FYi






























