Satu sekolah di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, dilaporkan hanyut akibat bencana banjir bandang. Dalam masa darurat, bangunan darurat dan ruang pengungsian di Pauh menjadi tempat sementara bagi aktivitas warga. Namun DPRD menilai pemerintah belum menyiapkan solusi pasca-darurat.
Mulyadi Muslim menyatakan bahwa fasilitas pendidikan tidak boleh menjadi korban jangka panjang. Setelah masa evakuasi selesai, pemerintah harus menyiapkan rencana rekonstruksi yang jelas, termasuk lokasi sekolah baru bila tanah lama tidak lagi aman.
Data dari Kemendikbud menyebutkan, setiap sekolah yang mengalami rusak berat atau hanyut harus segera dimasukkan dalam daftar rehabilitasi. Namun proses verifikasi dan penentuan lokasi sering memakan waktu berbulan-bulan.
Di sisi lain, warga dengan rumah rusak berat di Lubuk Rayo, Kelurahan Kuranji Koto Luar (KPIK), juga menunggu kepastian lokasi hunian tetap. Pilihan yang tersedia adalah rekonstruksi di tanah warga, relokasi ke rusunawa, atau pindah ke tanah milik pemkot. Namun keputusan final belum diambil.
Bencana serupa sebelumnya pernah menghantam Padang pada 2022 dan 2020. Setiap kali, persoalan hunian tetap selalu menjadi isu berkepanjangan.
Sekolah dan rumah tidak boleh menjadi janji tanpa kepastian. Bencana boleh datang tiba-tiba, tapi solusi pascabencana tidak boleh berjalan tanpa arah.































