PESISIR SELATAN — Pekerjaan pembangunan jalan Bayang-Alahan Panjang di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) kembali jadi sorotan publik. Proyek senilai Rp19,01 miliar yang dikerjakan oleh PT. Citra Muda Noer Bersaudara itu diduga menggunakan material yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dalam dokumen lelang.
Berdasarkan hasil pantauan sejumlah media di lapangan, material base A yang digunakan berasal dari limbah galian batu basi di kawasan Kebun Teh Sariak Bayang, bukan dari sumber material bersertifikat sebagaimana dipersyaratkan kontrak. Batu penahan tebing (drainase) pun disinyalir menggunakan batu gunung hasil galian sekitar proyek, bukan batu sungai. Jenis batu tersebut memiliki tingkat abrasi tinggi dan berpotensi menurunkan daya tahan konstruksi.
Lebih lanjut, ditemukan dugaan bahwa material galian C yang digunakan tidak memiliki izin resmi. Salah satu sumber di lokasi menyebutkan aktivitas pengambilan material dilakukan tanpa memenuhi ketentuan hukum.
“Material yang digunakan jauh dari ketentuan dokumen lelang. Termasuk batu untuk drainase dan base campuran galian di lokasi proyek,” ujar sumber berinisial RM.
Pihak kontraktor, Syafrizal Noer dari PT. Citra Muda Noer Bersaudara, enggan menanggapi dan melimpahkan persoalan kepada konsultan pelaksana.
Sementara Ryski, selaku konsultan pelaksana, membantah adanya penyimpangan. Ia menegaskan pekerjaan telah sesuai spesifikasi.
Namun, hasil pantauan lapangan menunjukkan hal sebaliknya: batu yang digunakan tampak bukan batu sungai, melainkan batu sekitar proyek.
Proyek strategis yang menghubungkan Pesisir Selatan dengan Kabupaten Solok ini merupakan bagian dari program infrastruktur Pemprov Sumatera Barat dengan total alokasi anggaran Rp38 miliar pada APBD 2025, dikerjakan oleh dua perusahaan: PT. Citra Muda Noer Bersaudara dan PT. Arpex.
Menanggapi dugaan tersebut, Plt Kepala Dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumbar, Dedi Rinaldy, mengatakan pihaknya akan melakukan pemeriksaan di lapangan bersama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
“Nanti kita cek dulu ke lapangan sama PPK-nya. Kalau hasilnya gak bagus akan kita bongkar,” ujarnya.
Masyarakat kini menunggu langkah tegas pemerintah dalam memastikan proyek bernilai miliaran rupiah itu benar-benar memberi manfaat. Sebab, bagi warga Pessel dan Solok, jalan ini bukan sekadar aspal, tapi nadi ekonomi antar kabupaten yang tak seharusnya dibangun dari bahan yang salah.