Pasaman Barat — Upaya penegakan hukum terhadap aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Pasaman Barat kembali digencarkan. Pada Kamis (30/10/2025), tim Satreskrim Polres Pasaman Barat yang dipimpin Iptu Habib Fuad Alhafsi, S.Tr.K melakukan sosialisasi dan pemantauan di kawasan Rimbo Janduang, Nagari Lingkuang Aua, Kecamatan Pasaman.
Namun, saat petugas tiba, tak ada aktivitas tambang yang ditemukan. Hanya pondok kosong dan lubang bekas galian yang tertinggal — seolah menjadi simbol betapa cepat para pelaku menghilang setiap kali operasi dilakukan.
Kapolres Pasaman Barat, AKBP Agung Tribawanto, S.Ik menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bukti keseriusan aparat dalam menindak aktivitas tambang ilegal yang merusak lingkungan.
“Kami tidak ingin kegiatan ilegal seperti ini terus berlanjut dan menimbulkan dampak yang lebih luas bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Meski begitu, masyarakat menilai efektivitas operasi semacam ini masih diragukan. Sejumlah warga menyebut aktivitas PETI biasanya hanya berhenti sementara. “Kalau aparat datang, mereka kabur. Nanti kalau sepi, mulai lagi di tempat lain,” ujar seorang warga setempat.
Polisi juga melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya PETI, mulai dari pencemaran air sungai hingga rusaknya lahan pertanian akibat penggunaan merkuri. Namun, di balik semua itu, persoalan ekonomi menjadi akar yang sulit dipecahkan. Bagi sebagian warga, tambang ilegal adalah satu-satunya jalan untuk bertahan hidup di tengah terbatasnya lapangan kerja.
Kapolres Agung menegaskan bahwa pihaknya akan terus menempuh dua jalur: penindakan hukum dan langkah preventif melalui kolaborasi lintas pihak.
“Kita butuh dukungan dari semua pihak agar upaya pemberantasan PETI ini dapat berjalan maksimal,” katanya.
Namun, pengamat lingkungan dan aktivis masyarakat menilai pendekatan represif tanpa solusi ekonomi alternatif hanya akan menimbulkan efek jera sementara. Program pemberdayaan masyarakat, pengawasan lintas sektor, serta transparansi dalam penegakan hukum dianggap lebih mendesak untuk diterapkan.
Langkah Polres Pasaman Barat dalam menjaga kelestarian lingkungan patut diapresiasi. Tetapi ujian sesungguhnya ada pada konsistensi di lapangan dan keberanian menindak aktor utama di balik rantai bisnis tambang ilegal — bukan hanya pekerja kecil di lokasi.
Tanpa perubahan strategi yang menyentuh akar persoalan, operasi PETI akan terus berulang seperti ritual tahunan di bumi Pasaman Barat: ramai di awal, hilang di akhir, tapi lubangnya tetap tertinggal.
Ridwan Syafrullah – Sumbar FYi






























