Padang Pariaman —Dari rantau untuk ranah. Indo Jalito Peduli (IJP), organisasi perantau Minang, menggelar kegiatan bedah rumah bagi dua keluarga kurang mampu di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Aksi ini menjadi simbol nyata hubungan erat antara perantau dan kampung halaman yang tak pernah putus oleh jarak.
Program bedah rumah ini merupakan bagian dari kegiatan bakti sosial IJP yang digelar rutin di berbagai daerah di Sumatera Barat. Di Padang Pariaman, rumah warga yang sebelumnya rusak berat kini direnovasi menjadi hunian layak huni dengan dukungan masyarakat setempat dan pemerintah daerah.
Ketua TP-PKK Kabupaten Padang Pariaman, Ny. Nita Azis, mengapresiasi langkah nyata IJP yang membantu warga tanpa banyak seremoni. “Bantuan ini langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, terutama mereka yang masih tinggal di rumah tidak layak huni,” ujarnya.
Berdasarkan data pemerintah daerah, sedikitnya ratusan rumah di Padang Pariaman masih masuk kategori tidak layak huni. Program seperti yang dilakukan IJP menjadi pelengkap penting bagi program pemerintah, terutama dalam memperkuat jaringan sosial antara warga ranah dan perantau rantau.
Lebih dari sekadar bantuan fisik, kegiatan IJP menegaskan nilai kebersamaan khas masyarakat Minang: di mana pun berada, perantau tetap punya tanggung jawab moral untuk menjaga marwah dan kesejahteraan kampung halaman.
Keterlibatan organisasi perantau seperti Indo Jalito Peduli juga menjadi cermin bahwa pembangunan di Sumatera Barat tidak bisa berdiri sendiri di ranah, tetapi membutuhkan sentuhan rantau — mereka yang sukses di luar daerah namun tidak lupa asalnya.
Gerakan sosial ini mengingatkan bahwa membangun rumah berarti juga membangun harapan. Ranah dan rantau kembali bertemu bukan dalam seremoni, tetapi dalam kerja nyata yang memberi atap dan harga diri bagi sesama warga Minang.




























