Padang, Sumbar.fyi – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengadakan Rapat Koordinasi Regional Program Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pada 9 Oktober 2025 dengan tema “Cegah Stunting itu Penting”. Rakor dilaksanakan di Pangeran Beach Hotel, Padang.
Rakor ini digelar di tengah fakta bahwa prevalensi stunting Sumbar pada 2024 meningkat menjadi 24,9 %, naik 1,3 poin dari angka 2023. Angka tersebut juga jauh di atas rata-rata nasional, yang tahun 2024 tercatat 19,8 %.
Gubernur Mahyeldi Ansharullah menekankan pentingnya sinergi dan perhatian khusus terhadap stunting, bukan sekadar angka tapi kualitas generasi masa depan. Dalam sambutannya, ia menyebut bahwa stunting berdampak pada perkembangan otak dan produktivitas masyarakat ke depan.
Dalam kerangka RPJMD Sumbar 2025–2029, percepatan penurunan stunting dijadikan salah satu pilar utama. Salah satu langkah strategis adalah pembentukan Nagari Generasi Emas di 60 nagari, yang menjadi lokus prioritas intervensi kesehatan bagi ibu hamil, balita, dan remaja.
Selain itu, Pemprov melibatkan perguruan tinggi melalui KKN tematik (19 kabupaten/kota), mitra CSR, serta program pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil dengan kondisi KEK dan balita bermasalah gizi. Deputi Setwapres, Dyah Kusumastuti, mengingatkan bahwa daerah perlu inovasi berbasis kearifan lokal, sebab program satu model tak bisa disamaratakan.
Meski sejak 2018 Sumbar telah menurunkan stunting sekitar 5 poin persentase, tren stagnasi bahkan kenaikan terbaru mengindikasikan bahwa strategi lama tak lagi memadai. Tantangan utama sekarang adalah pencegahan kasus baru, bukan semata pengobatan atau penanganan belakangan.
Rakor percepatan ini mempertegas bahwa Sumbar menghadapi dilema serius: angka stunting meningkat saat di banyak daerah lain menurun. Ujiannya sekarang adalah seberapa cepat strategi-strategi baru bisa dijalankan, terutama di nagari-nagari terpencil di Sumatera Barat, agar anak-anak tak hanya terhindar dari stunting, tetapi tumbuh sehat dan produktif.