Padang, 27 Oktober 2025 – Pemerintah pusat melalui Kemenko IPK bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) memastikan percepatan pembangunan jalan layang (flyover) di jalur Sitinjau Lauik yang menghubungkan Kota Padang dengan Kabupaten Solok. Proyek strategis nasional senilai sekitar Rp 2,793 triliun ditargetkan selesai agar jalur ekstrem ini lebih aman dan distribusi logistik di Sumbar jadi lancar.
Kondisi medan jalan Sitinjau Lauik dikenal sangat menantang: tanjakan dan turunan curam, belokan tajam, dan jurang di sisi jalan. Deputi Kemenko IPK, Muhammad Rachmat Kaimuddin, menyatakan bahwa pembangunan flyover ini “vital dan mendesak” untuk segera diselesaikan.
Proyek dibangun melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pemprov Sumbar, dan PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (HPSL).
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, mengakui bahwa terdapat keterlambatan pada beberapa tahap, terutama pembebasan lahan dan izin kawasan hutan lindung. Namun ia menegaskan bahwa koordinasi dengan BPN Sumbar dan kementerian terkait tengah dipercepat.
Selain keselamatan lalu lintas, proyek ini juga diharapkan memberi dampak positif terhadap ekonomi lokal Sumbar — khususnya terkait arus logistik hasil bumi dari wilayah pedalaman ke pelabuhan dan kota besar. Dengan flyover selesai, distribusi barang dan mobilitas warga diharapkan lebih efisien.
Kritik dan catatan:
Walaupun janji percepatan sudah disampaikan, beberapa pihak masih menyoroti bahwa target waktu dan pembiayaan belum sepenuhnya konkret di mata publik. Pembebasan lahan mencakup 10,1 hektare milik masyarakat dan 8,59 hektare kawasan hutan lindung. Karena Sumatera Barat berada di zona patahan dan rawan gempa, aspek ketahanan struktur juga menjadi sorotan penting.
Bagi masyarakat Sumbar, terutama di Kota Padang dan Kabupaten Solok yang selama ini bergantung pada jalur Sitinjau Lauik — ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tapi soal perlindungan nyawa dan pengembangan daerah.
Proyek flyover Sitinjau Lauik menjadi momentum penting bagi Sumatera Barat — bila dilaksanakan dengan baik, bukan hanya mengurai kemacetan dan risiko kecelakaan, tetapi juga memperkuat konektivitas dan ekonomi daerah. Percepatan ini harus dijaga agar janji tidak hanya tinggal wacana.































