AGAM — Akses darat menuju Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, kembali terputus setelah jalan terban dan longsor menutup jalur utama. Warga di beberapa jorong sempat terisolir selama berjam-jam. Untuk mencapai lokasi, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, memilih jalur danau dan menumpang speedboat, Kamis (4/12/2025).
Setibanya di tepi danau, Mahyeldi melihat langsung bagaimana warga membangun jembatan darurat dari batang kelapa untuk membuka akses minimal bagi sepeda motor. “Alhamdulillah, daerah yang jalannya terban itu sekarang sudah bisa dilewati secara darurat. Ini membantu mobilisasi alat berat, karena banyak titik longsor yang harus dibersihkan,” ujarnya.
Normalisasi sungai menjadi prioritas selanjutnya. Luapan air dari hulu masih mengancam permukiman. “Ini pekerjaan pertama kita. Mudah-mudahan alat bisa segera masuk,” kata Mahyeldi. Ia menjelaskan pembukaan akses dilakukan bertahap: roda dua, kemudian kendaraan pribadi, baru alat berat.
Kondisi pengungsian juga menjadi perhatian. Sekitar 60 warga kini menempati bekas bangunan pasar. Selebihnya menumpang di rumah-rumah warga di dataran lebih tinggi. Suplai makanan disebut lancar, dua puskesmas bekerja sama melayani kesehatan, dan obat-obatan masih tersedia. Namun kebutuhan lain seperti air bersih dan pakaian kering mulai menipis. “Banyak warga kehilangan pakaian karena semuanya basah saat menyelamatkan diri,” ujarnya.
Kerugian sementara akibat bencana di Sumatera Barat sudah melampaui Rp4 triliun. Pemerintah pusat memberikan perlakuan khusus terhadap penanganan di Sumbar, setara penanganan bencana nasional. Dukungan datang dari TNI/Polri, provinsi tetangga, lembaga kemanusiaan, dan BUMN.
Di lapangan, gotong royong warga terlihat di sepanjang jalur dari Selerang ke Matua. Mereka membersihkan material longsor sambil menunggu alat berat masuk. Dalam kunjungannya, Mahyeldi juga menyerahkan bantuan logistik di Posko Siaga Bencana Kecamatan Tanjung Raya, seperti makanan siap saji, kasur, pakaian, dan paket kebutuhan keluarga.
Pemerintah provinsi menyiapkan perbaikan jembatan, jalan, dan rumah warga. Untuk rumah yang rusak berat, bantuan akan diberikan di lahan milik warga atau dicarikan lahan aman jika mereka tidak memiliki tanah. Soal pendidikan, Mahyeldi memastikan kegiatan belajar akan dipercepat pemulihannya meski menggunakan fasilitas sementara.
Bencana berulang di kawasan sekitar Danau Maninjau kembali mengingatkan rapuhnya infrastruktur dan kondisi lingkungan Sumatera Barat. Namun di tengah kesulitan, warga menunjukkan daya tahan yang kuat—sebuah modal sosial yang terus hadir setiap kali musibah datang.































