Beberapa pengamat dan media mengeluarkan kritik keras terhadap Kluivert menyusul pernyataannya yang menegaskan mimpi membawa timnya ke Piala Dunia 2026. Banyak yang menilai bahwa ambisi besar itu terlalu dini, mengingat performa klub dan kesiapan tim belum stabil sebagai fondasi untuk tuntutan setinggi itu.
Kritik utama menyasar tekanan yang diletakkan pada Kluivert—seolah beban besar sudah harus dipikul saat proses pembangunan belum matang. Media olahraga menyoroti bahwa pembenahan kualitas, konsistensi hasil pertandingan, dan pondasi tim jauh lebih mendesak daripada target jangka panjang yang bertabur ekspektasi.
Ambisi memang penting untuk memacu motivasi, tetapi tanpa evaluasi realistis, harapan Piala Dunia bisa berakhir sebagai beban psikologis. Tekanan publik yang terlalu tinggi mungkin justru menyurutkan kreativitas dan progres nyata dalam jangka menengah.
Kebijakan klub dan tim manajemen harus menyeimbangkan antara panggilan ambisi dan kenyataan kapasitas tim. Kinerja sehari-hari, dukungan pelatihan, serta pondasi fisik dan mental pemain adalah langkah yang harus diperkuat terlebih dahulu.
Akhirnya, mimpi Piala Dunia 2026 tidak boleh hanya menjadi slogan. Ia harus dibarengi kerja nyata, proses konsisten, dan harapan yang dibangun dari fondasi yang kuat, bukan sekadar optimisme semu.