Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah memutuskan membatalkan resepsi pernikahan tiga putranya. Keputusan ini diambil di tengah kondisi darurat akibat bencana yang melanda wilayah Sumbar.
Keputusan untuk membatalkan resepsi bukan sekadar penundaan. Mahyeldi menegaskan bahwa pesta bukan prioritas di masa sulit ini.
Keputusan ini muncul saat banyak wilayah di Sumbar mengalami dampak bencana — baik dari segi korban maupun kerusakan infrastruktur. Dalam situasi seperti ini, perhatian dan bantuan untuk warga terdampak menjadi fokus utama pemerintah daerah.
Sejumlah pihak menyambut keputusan ini dengan pengertian. Pembatalan resepsi pernikahan dianggap sebagai bentuk tanggung jawab moral di tengah krisis.
Pembatalan acara keluarga besar pemimpin daerah ini menyiratkan pesan bahwa dalam masa tanggap darurat, kepentingan bersama harus mengalahkan kepentingan pribadi.
Dengan keputusan ini, perhatian pemerintah dan masyarakat di Sumbar diharapkan lebih terpusat pada upaya pemulihan dan solidaritas sosial — bukan perayaan.































