PADANG — Pemerintah bersama badan usaha resmi memulai pembangunan proyek strategis Flyover Sitinjau Lauik I di kawasan Panorama I, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Peletakan batu pertama dilaksanakan pada 3 Mei 2025 dengan kehadiran Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo dan sejumlah pejabat provinsi.
Proyek ini memiliki nilai investasi Rp 2,79 triliun dan melibatkan pembangunan jalan dan jembatan sepanjang 2,774 km yang menghubungkan Kota Padang dan Kota Solok. Pelaksana adalah konsorsium PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (HPSL) yang dibentuk oleh PT Hutama Karya (Persero) dan PT Hutama Karya Infrastruktur dengan porsi masing-masing 55 % dan 45 %.
Alasan utama pembangunan: tikungan dan gradien ekstrem di jalur Sitinjau Lauik selama ini mencatat tingginya angka kecelakaan. Kondisi geometrik jalan yang tajam dan licin menjadi sorotan. Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Rachman Arief Dienaputra menyatakan bahwa perubahan geometrik jalan melalui flyover adalah solusi yang tepat.
Tahapan pembebasan lahan menjadi salah satu kendala utama. Sebanyak 10,1 hekatre tanah masyarakat dan 8,6 hektare kawasan hutan lindung harus segera dibenahi agar konstruksi dapat berjalan. Untuk itu, konstruksi baru direncanakan mulai Oktober 2025.
Dalam jangka waktu konstruksi sekitar 2,5 tahun dan masa layanan 10 tahun, proyek ini diharapkan tidak hanya meningkatkan keselamatan pengguna jalan namun juga memperkuat konektivitas antarwilayah serta memperlancar logistik dan pariwisata di Sumatera Barat.
Bagi warga Ranah Minang, terutama yang rutin melewati jalur Padang–Solok, flyover ini membawa harapan baru: perjalanan yang lebih aman, waktu tempuh lebih cepat, dan potensi ekonomi tumbuh.
Sudut pandang lokal Sumatera Barat:
Bagi masyarakat Sumbar yang selama ini bergulat dengan jalur ekstrem Sitinjau Lauik, proyek ini tak sekadar simbol pembangunan, melainkan jawaban nyata atas kecemasan akan keselamatan dan kemacetan yang menahun. Dengan infrastruktur yang tepat, harapan tumbuh bahwa Ranah Minang tak hanya terbantu secara teknis tetapi juga mendapatkan kebanggaan atas percepatan kemajuan yang proporsional untuk daerah.
Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik I bukan sekadar proyek jalan layang. Ia menjadi titik balik bagi konektivitas, keselamatan, dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Tanpa menambah opini baru, fakta ini menyatakan bahwa dengan infrastruktur yang tepat dan tuntas, masyarakat setempat bisa menatap masa depan perjalanan dan mobilitas yang lebih baik.































