Padang — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) kembali melanjutkan pembangunan Bypass Bukittinggi-Koto Baru, proyek strategis yang digadang mampu mengurai kemacetan parah di kawasan Pasar Padang Lua, Kabupaten Agam. Dari total panjang jalur, hanya tersisa 1,2 kilometer yang belum tuntas.
Gubernur Sumbar Mahyeldi menyebut, proyek ini menjadi solusi paling realistis dan aman setelah kajian mendalam menunjukkan bahwa opsi pembangunan underpass atau flyover berisiko tinggi dan tidak sesuai dengan kondisi geografis setempat.
“Bypass ini bukan hanya memperlancar arus lalu lintas, tapi juga bagian dari penataan ruang dan pengembangan ekonomi kawasan,” ujarnya.
Selain pembangunan jalan alternatif, pemerintah daerah juga menyiapkan langkah revitalisasi Pasar Padang Lua, yang selama ini menjadi titik simpul kemacetan akibat aktivitas perdagangan di tepi jalan. Dengan kombinasi kedua kebijakan tersebut, Pemprov berharap arus kendaraan di jalur Bukittinggi–Padang bisa kembali normal, terutama saat akhir pekan dan musim libur.
Kemacetan di kawasan ini sudah lama menjadi keluhan masyarakat. Pengendara sering menghabiskan waktu hingga satu jam lebih hanya untuk melintasi ruas sepanjang pasar. Proyek bypass ini diharapkan menjadi titik balik, tidak hanya bagi kelancaran transportasi, tetapi juga peningkatan keselamatan dan kenyamanan warga.
Dengan tersisanya hanya 1,2 kilometer pekerjaan, publik kini menunggu bagaimana proyek yang sempat tertunda ini benar-benar memberi perubahan nyata di lapangan. Jika rampung, Bypass Bukittinggi-Koto Baru bukan sekadar jalan baru—tapi simbol pergeseran Sumatera Barat menuju tata ruang yang lebih manusiawi dan efisien.































