Ratusan rumah di Komplek Bumi Kasai Permai, Korong Kasai, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman kembali terendam banjir besar pada Kamis (20/11). Air bah masuk setelah hujan lebat berjam-jam memicu luapan Sungai Tam Blau yang dikenal rawan meluap saat musim hujan.
Banjir mulai merendam permukiman sejak Kamis sore dan bertahan hingga Jumat pagi (21/11). Di beberapa titik, air mencapai lutut hingga pinggang orang dewasa, terutama di Jalan Kalimantan dan Jalan Jawa.
Warga menyebut kondisi paling parah terjadi di RT 3 dan RT 4. Banyak yang berjaga semalaman, khawatir air kembali naik sewaktu-waktu.
“Sejak tadi malam air sudah masuk rumah. RT 3 dan RT 4 paling parah,” ujar Sudirman Baron, warga Kasai.
Luapan Sungai Tam Blau kembali menjadi pemicu utama banjir. Dalam lima tahun terakhir, sungai ini disebut “mengganas” setiap kali hujan deras turun lebih dari lima jam. Kapasitas irigasi yang kecil tidak mampu menahan debit air, menyebabkan limpahan cepat menuju permukiman.
“Setiap hujan deras kami ketakutan. Sudah bertahun-tahun begini, tapi tak ada perubahan berarti,” lanjut Sudirman.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman telah menggelar gotong royong besar untuk membersihkan saluran irigasi. Bupati Padang Pariaman, Jhon Kenedi Aziz, juga hadir langsung. Namun upaya tersebut belum cukup meredam banjir. Warga menilai kondisi kali ini justru lebih parah.
“Saya ingat ada pembersihan besar dulu, tapi nyatanya kami tetap kebanjiran. Bahkan sekarang lebih buruk,” kata Eka Putri Yanti, warga lainnya.
Hingga Jumat pagi, hujan belum menunjukkan tanda berhenti. Aktivitas warga lumpuh, banyak yang memindahkan barang ke tempat lebih tinggi. Tidak ada laporan korban jiwa, tetapi kerugian material diperkirakan besar.
“Kalau hujan tak reda, kami khawatir banjir susulan lebih besar akan datang,” ujar Eka.
Banjir di Bumi Kasai Permai bukan persoalan baru. Setiap pergantian pemerintahan, warga selalu berharap ada perbaikan struktural. Namun hingga kini, infrastruktur pengendali banjir di kawasan Batang Anai masih terbatas dan rentan gagal menahan curah hujan ekstrem.
Warga kembali menunggu langkah konkret dari Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman. Bagi mereka, pembersihan saluran saja tidak cukup. Musim hujan masih panjang, dan ancaman banjir tetap menghantui setiap malam.
Ridwan Syafrullah – Sumbar FYi































