Pemerintah Provinsi Sumatera Barat intensif mematangkan langkah agar daerah ini menjadi sentra hilirisasi produk turunan gambir nasional. Rapat monitoring dan evaluasi yang dipimpin oleh Staf Ahli Gubernur berlangsung penuh konsolidasi lintas OPD dan pemangku kepentingan.
Konsolidasi Lintas Sektor
Rapat monev dan persiapan hulu-hilir gambir digelar di Istana Gubernur Sumbar pada 15 Oktober dan dipimpin Nizam Ul Muluk. Hadir dari provinsi dan kabupaten, akademisi, asosiasi petani, serta dinas terkait dari Lima Puluh Kota dan Pesisir Selatan.
Nizam menyatakan bahwa selama ini banyak pihak sudah bergerak, tetapi tanpa satu peta jalan bersama, dampaknya terbatas. “Kita perlu satu arah agar pengembangan ini terukur dan berdampak besar pada petani,” ujarnya.
Fokus Produk Turunan: Katekin dan Tanin
Salah satu kesepakatan penting: hilirisasi gambir akan difokuskan pada produksi katekin dan tanin berbasis Getah Gambir Kering Murni (GGKM) dari IKM. Produk ini dipandang realistis dan punya pasar luas, termasuk industri farmasi, kosmetik, tekstil, bahan perekat, hingga pangan dan minuman.
Penentuan Lokasi Pabrik & Kendala Teknis
Lokasi lahan untuk pabrik hilirisasi dipertimbangkan di Lima Puluh Kota dan Pesisir Selatan. Syaratnya: status APL, tekstur tanah stabil, luas minimal 1–2 hektare.
Namun, penyusunan proposal dan DED dalam tahun ini masih terhambat oleh keterbatasan anggaran. Jika berhasil, rencana akan dipresentasikan ke Menteri Pertanian.
Tantangan Sistem Niaga & Kepastian Harga
Rapat juga menyoroti praktik ijon di kalangan petani sebagai hambatan utama. Didukung oleh aturan Pergub Nomor 14 Tahun 2025, perlu ada sosialisasi dan pembinaan intensif agar petani mendapat kepastian harga dan tidak terjebak dalam rantai perdagangan yang tak adil.
Tim Percepatan Hilirisasi Gambir Sumbar dibentuk sebagai wadah teknis untuk merumuskan langkah taktis, dan akan melaporkan progres secara berkala ke pemerintah provinsi.
Dukungan Pusat & Wacana Pabrik
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, telah menekankan potensi gambir Sumbar karena selama ini bahan mentahnya diekspor langsung ke India, Pakistan, dan negara tetangga. Ia menyerukan agar Sumbar segera memfokuskan upaya hilirisasi.
Di Pesisir Selatan, Wakil Bupati juga optimis pabrik pengolahan gambir dapat dibangun sebagai magnet peningkatan nilai tambah daerah.
Langkah Sumbar menuju pusat hilirisasi gambir memiliki makna strategis untuk memperpendek rantai nilai dan meningkatkan kesejahteraan petani. Namun, rencana ini menuntut sinergi teguh antarsektor—pusat dan daerah, akademisi dan petani—serta komitmen pendanaan nyata. Tanpa itu, risiko gagalnya ambisi ini tetap nyata.