Padang, Sumbar — Mulai awal Oktober 2025, Sumatera Barat resmi memperoleh tambahan kuota Bio Solar sekitar 70.000 kilo liter dari BPH Migas sebagai respon atas kekurangan pasokan yang terjadi pekan lalu.
Namun, meskipun kuota bertambah, proses distribusi ke SPBU seluruh daerah masih tertahan menunggu surat resmi dari institusi terkait.
Penambahan tersebut menaikkan total alokasi Bio Solar Sumbar menjadi sekitar 566.000 kilo liter, naik sekitar 15 % dari kuota sebelumnya 497.874 kilo liter. Gubernur Mahyeldi Ansharullah menyatakan bahwa usulan penambahan sudah diajukan sejak Agustus dan kini dikabulkan, namun realisasi distribusi menuntut koordinasi teknis lebih lanjut.
Kepala Dinas ESDM Sumbar, Helmi Heriyanto, menyebut bahwa pihaknya sudah bergerak cepat menjalin komunikasi dengan Pertamina agar distribusi dapat segera dijalankan, namun surat internal masih menjadi hambatan administratif. “Keputusan sudah keluar pada awal Oktober, tapi masih butuh penyesuaian teknis pengiriman ke kabupaten/kota,” ujarnya.
Kondisi tertundanya distribusi tetap memberi tekanan pada kelompok rentan, petani, nelayan, sopir angkutan yang sangat bergantung pada Bio Solar bersubsidi untuk operasional harian. Meski kuota lebih besar di level provinsi, distribusi yang tak merata atau terlambat bisa memicu antrean kembali di SPBU di pelosok Sumbar.
Penutup:
Penambahan kuota adalah langkah penting, tetapi lebih dari sekadar angka, efektivitasnya akan diuji lewat kecepatan dan keadilan distribusi. Masyarakat Sumbar tak butuh janji kuota, mereka butuh BBM sampai ke pom bensin di nagari. (Sumbar, Energi, BBM)