Solok โ Di saat gemuruh Festival 5 Danau (9โ11 Oktober 2025) menebar semangat pariwisata, sebuah tragedi menyatu dalam bayang kemeriahan. Di glamping โLโ, tepi Danau Diateh, pasangan pengantin muda ditemukan tak sadarkan diri pada Kamis (9/10), satu di antaranya tewas. Peristiwa ini memantik keraguan atas betapa sesungguhnya keamanan menjadi bagian dari janji pariwisata Solok.
Pasangan itu, Gilang Kurniawan (28) dan istrinya, Cindy Desta Nanda (28), tiba di glamping pada Rabu (8/10) sekitar pukul 13.25 WIB. Keesokan harinya, sekitar pukul 07.30 WIB, petugas menemukan keduanya tergeletak di kamar mandi dalam kondisi tak respon. Cindy dinyatakan meninggal di Puskesmas Alahan Panjang, sementara Gilang masih kritis dan dirujuk ke rumah sakit di Padang.
Keluarga menyebut dugaan keracunan gas karbon monoksida dari water heater mengalir di ruang kamar mandi minim ventilasi. Tabung elpiji 12 kg ditemukan berada di dalam unit kamar mandi dekat kloset. Hasil visum luar menunjukkan tidak ada bekas kekerasan fisik. Keluarga sempat setuju autopsi namun menolak demi meredam duka.
Kapolsek Lembah Gumanti, AKP Barata Rahmat Sukarsih, mengungkap bahwa penyelidikan masih berlangsung dan polisi belum bisa memastikan penyebab pasti kematian. “Kemungkinan bisa semua, tapi belum bisa dipastikan,” ujarnya.
Yang menarik: tragedi ini terjadi di tengah pelaksanaan Festival Lima Danau, salah satu agenda pariwisata unggulan Kabupaten Solok yang ditargetkan sebagai Karisma Event Nusantara (KEN) 2025. Publik kini mempertanyakan: apakah trobosan wisata kabupaten itu menyertakan standar keamanan memadai, atau sekadar pajak dan konten menarik?
Ketua MOI Solok, Wahyu Yudhistira, mengecam sikap Pemkab Solok yang hingga kini belum mengeluarkan pernyataan resmi dari Disparbud maupun Diskominfo terkait insiden ini. Dia menilai diamnya pemerintah mencederai kepercayaan publik.
Anggota DPRD Solok dari Fraksi Gerindra, Hafni Hafiz, menyebut bahwa DPRD telah membentuk Pansus untuk mengaudit izin objek wisata sekitar Danau Diateh. Ia meragukan bahwa glamping โLโ memiliki izin legal mengingat didirikan di kawasan dekat badan danauโdiduga melanggar aturan zonasi.
Tragedi ini mengingatkan bahwa keindahan panorama alam tak boleh menutupi risiko bagi jiwa manusia. Saat festival tetap berjalan meski ada kematian, publik menuntut pertanggungjawaban: audit izin, pengecekan keselamatan, dan transparansi untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.