Bukittinggi — Festival Pasar Rakyat (FPR) 2025 digelar di kawasan Pasar Atas & Pasar Bawah (4–5 Oktober), dengan tujuan merevitalisasi pasar tradisional sekaligus memberdayakan pedagang melalui edukasi, fasilitas, dan promosi keuangan syariah. Namun, keberlanjutan dan dampak nyata menjadi pertanyaan yang layak diajukan.
Kolaborasi Swasta dan Pemerintah Daerah
Festival ini digagas oleh Adira Finance Syariah bekerja sama dengan Danamon Syariah dan Zurich Syariah.
Dalam sambutannya, Direktur SDM & Marketing Adira, Swandajani Gunadi, menyampaikan bahwa FPR adalah bentuk komitmen institusi finansial untuk menciptakan nilai bersama dan mendukung kebangkitan pasar tradisional.
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, menyebut bahwa pasar tradisional seperti Pasar Atas & Bawah adalah ikon kota dan jantung ekonomi masyarakat.
Jenis Intervensi: Fisik dan Non-Fisik
FPR 2025 melakukan perbaikan fasilitas publik pasar (toilet, signage, mural, tempat sampah, penghijauan) serta penataan estetika lingkungan pasar.
Di ranah non-fisik, festival menyediakan pelatihan literasi keuangan syariah, digitalisasi pedagang, sertifikasi halal bagi sejumlah pedagang, serta promo pembiayaan & asuransi mikro (DBD Plus Syariah, Tipes Plus Syariah, dsb) melalui aplikasi Adiraku.
Langkah ini patut diapresiasi sebagai upaya sinergi institusi keuangan dan pemerintah daerah dalam pengembangan ekonomi lokal. Jika dijalankan secara konsisten, program seperti ini bisa menjadi motor transformasi pasar tradisional menjadi lebih adaptif terhadap era digital dan tuntutan kebersihan.
Namun demikian, ada beberapa catatan penting:
- Kelangsungan program pasca-festival
Tanpa pendampingan dan penganggaran rutin, perbaikan pasar bisa kembali rusak dan pedagang kembali pada kondisi semula. - Transparansi alokasi dukungan
Sejauh mana dana dan sumber daya dialokasikan ke sektor perbaikan pasar vs pemasaran publik perlu dipertanyakan agar manfaatnya tidak timpang. - Efektivitas pelatihan terhadap peningkatan pendapatan
Pelatihan literasi dan digitalisasi harus disertai evaluasi dan tindak lanjut agar pedagang benar-benar mampu menerapkan ilmu tersebut dalam praktik usaha. - Peran pemerintah kota & SKPD terkait
Kolaborasi antara swasta dan pemerintah harus jelas: institusi keuangan tidak bisa menggantikan peran pengelolaan pasar yang mestinya menjadi urusan pemerintah daerah.
Festival Pasar Rakyat 2025 bisa menjadi pijakan awal transformasi pasar tradisional Bukittinggi, dengan wajah baru yang lebih bersih, hijau, dan digital. Meski demikian, keberhasilan jangka panjang sangat tergantung pada kesinambungan program, komitmen pemerintah kota, dan partisipasi aktif pedagang.
Sumbar.fyi akan terus memantau realisasi implementasi dan efektivitas dampak festival ini dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bukittinggi. Kami mengundang pembaca untuk menyampaikan tanggapan, saran, dan evaluasi melalui kolom komentar demi perbaikan bersama.