Padang, Sumbar.fyi — Manajemen Semen Padang mengambil keputusan mengejutkan dengan memecat pelatih kepala Eduardo Almeida setelah tim tumbang 2-0 dari Persita Tangerang. Di tengah isu kandidat pengganti, nama Bernardo Tavares muncul kencang sebagai calon pengganti.
Di laga tunda pekan keempat Super League 2025/2026, Persita mengalahkan Semen Padang dengan skor 2-0. Dua gol masing-masing dicetak oleh Bae Sin-yeong (menit ke-25) dan Ahmad Nur Hardianto (menit ke-73).
Setelah kekalahan tersebut, manajemen memutuskan untuk mencopot Almeida dari kursi pelatih.
Salah satu petinggi klub, Andre Rosiade, secara singkat menyampaikan “Almeida Out” melalui media sosial pribadinya.
Semen Padang sedang dalam tren buruk: hasil negatif dalam beberapa pertandingan membuat mereka berada di posisi rawan.
Manajemen mungkin merasa tidak punya pilihan selain melakukan pergantian kepelatihan agar tim bisa “bangkit cepat”.
Setelah pengunduran diri Tavares dari PSM Makassar, namanya langsung dirumorkan sebagai kandidat kuat pelatih baru di Semen Padang.
Namun, hingga kini belum ada pernyataan resmi baik dari klub Semen Padang maupun dari Tavares sendiri yang memastikan penunjukan tersebut.
Stabilitas vs Respon Cepat — Pergantian pelatih yang terlalu cepat bisa memicu instabilitas tim. Konsistensi gaya, adaptasi pemain, dan filosofi klub juga penting.
Tak Bisa Bergantung Pada Nama Besar — Nama besar belum tentu menjamin hasil instan; terus berganti pelatih bisa memperburuk mental tim.
Butuh Transparansi dari Manajemen — Publik dan suporter layak tahu alasan di balik pemecatan dan kriteria pemilihan pelatih baru.
Mengganti pelatih boleh jadi langkah berani, tapi tanpa visi jangka panjang bisa jadi jebakan.
Apakah Semen Padang punya perencanaan matang untuk seleksi pengganti?
Kami mengundang pembaca untuk menyampaikan pendapat: Apakah Bernardo Tavares layak menggantikan Almeida?
Tulis di kolom komentar.