Pasaman Barat – Setelah upaya panjang melobi pemerintah pusat, Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat akhirnya mulai memetik hasil. Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) resmi menyalurkan sejumlah bantuan besar untuk mendukung program swasembada pangan 2025 di wilayah itu.
Bantuan tersebut meliputi sarana produksi tanaman pangan, optimalisasi lahan pertanian, hingga alat dan mesin pertanian (alsintan). Menurut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasaman Barat, Afdal, bantuan ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2025.
“Alhamdulillah, sejumlah bantuan dari Kementerian Pertanian sudah kita terima. Ini untuk memperkuat ketahanan pangan daerah,” ujar Afdal di Simpang Empat, Sabtu (5/10).
Adapun rinciannya, antara lain bantuan benih jagung seluas 1.500 hektare di 11 kecamatan, benih padi lahan kering seluas 1.321 hektare di tujuh kecamatan, serta optimalisasi lahan non rawa untuk padi sawah seluas 500 hektare di lima kecamatan. Total bantuan benih yang diterima mencakup 22,5 ton jagung, 12,5 ton padi sawah, dan 52,8 ton padi ladang.
Selain itu, ada program Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) untuk mendukung inisiatif makan bergizi gratis melalui penanaman sayuran dan ubi jalar di enam nagari. Pemerintah juga menggelontorkan bantuan alsintan prapanen dan pascapanen, mulai dari hands sprayer elektrik, pompa air, traktor roda dua dan empat, hingga combine harvester untuk panen padi sawah.
Namun di balik capaian ini, berbagai pihak menilai bantuan tersebut baru langkah awal. Data BPS Sumatera Barat (2024) menunjukkan, lebih dari 40 persen petani di provinsi ini sudah berusia di atas 50 tahun, sementara jumlah petani muda masih stagnan di bawah 15 persen.
Pakar pertanian Universitas Andalas, Dr. Erwin Marzuki, menilai kebijakan bantuan seperti ini penting, tapi harus dibarengi dengan pelatihan dan pembinaan agar tak berhenti di proyek jangka pendek.
“Bantuan fisik tanpa transfer teknologi dan regenerasi petani hanya menghasilkan produktivitas sesaat,” ujarnya saat dihubungi sumbar.fyi.
Bagi Pasaman Barat, keberhasilan memperoleh bantuan dari pusat adalah momentum penting. Namun tantangan berikutnya lebih kompleks: memastikan program itu benar-benar efektif di lapangan, tidak tersendat di distribusi, dan mampu menjawab tantangan utama—kesejahteraan petani.