PADANG PARIAMAN—Sebanyak 24 ton bantuan logistik dari Presiden RI, Sekretariat Kabinet, Kementerian Pertahanan, dan Mabes TNI tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Jumat (5/12/2025). Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah bersama Forkopimda Sumbar menyambut langsung kedatangan bantuan yang ditujukan bagi warga terdampak bencana di berbagai daerah.
Bantuan itu berisi kebutuhan pangan dan barang mendesak lain. Menurut Mahyeldi, suplai ini penting untuk menjaga stabilitas warga yang masih berjuang pulih di tengah kerusakan masif akibat galodo dan longsor di sejumlah titik.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Forkopimda, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden atas perhatian luar biasa beliau kepada Sumatera Barat,” ujar Mahyeldi.
Pemprov Sumbar akan memetakan seluruh bantuan sebelum distribusi ke kabupaten dan kota. Mekanisme ini dilakukan agar penyaluran tepat sasaran, mengingat kondisi daerah terdampak sangat beragam. Di lapangan, sejumlah akses jalan masih tertutup material longsor, jembatan putus, hingga permukiman yang kesulitan suplai air bersih.
Mahyeldi menjelaskan bahwa kebutuhan utama Sumbar saat ini terbagi menjadi tiga prioritas. Pertama, pembukaan akses, termasuk perbaikan jembatan dan ruas jalan yang rusak. Kedua, penyediaan air bersih karena banyak jaringan pipa hancur dan sumur warga tertutup lumpur. Pemprov telah menyiapkan tandon air untuk distribusi bertahap. Ketiga, kebutuhan khusus seperti perlengkapan bayi, anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui.
“Semoga para donatur dan masyarakat bisa mengarahkan bantuannya ke kebutuhan-kebutuhan tersebut,” kata Mahyeldi.
Selain dari pemerintah pusat, berbagai provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, serta daerah di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatra turut mengirim bantuan. Perantau Minang dan sejumlah BUMN juga terus menyalurkan dukungan. BUMN, melalui Doni Oscaria, diminta terlibat penuh dalam masa tanggap darurat hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.
Pemprov Sumbar kini menyiapkan langkah lanjutan setelah masa tanggap darurat. Tahap rehabilitasi dan rekonstruksi akan difokuskan pada pemulihan infrastruktur dasar dan kebutuhan masyarakat jangka panjang. Upaya ini diharapkan menjadi titik balik bagi Sumatera Barat untuk bangkit dari kondisi yang penuh tantangan.































