Banyak orang memilih menyimpan cokelat di dalam kulkas agar tidak meleleh, terutama di iklim tropis seperti Indonesia. Namun kebiasaan ini ternyata justru bisa merusak kualitas cokelat.
Menurut pakar, suhu optimal untuk menyimpan cokelat adalah antara 22 °C hingga 25 °C—bukan di suhu dingin seperti lemari es. “Sebisa mungkin, hindari menyimpannya di kulkas atau freezer karena bisa menjadi terlalu dingin. Ini memengaruhi rasa, kilau, dan tekstur cokelat,” ujar pendiri sebuah chocolaterie dari Singapura.
Selain itu, jika cokelat disimpan di suhu sangat dingin kemudian terkena perubahan udara hangat, uap air bisa mengkondensasi di permukaan dan memicu fenomena “mekarnya gula”. Akibatnya, tampilan cokelat berubah putih-abu, tekstur menjadi kasar, dan rasa menjadi hambar.
Di Sumatera Barat, dengan suhu lingkungan yang relatif tinggi dan kelembapan yang cukup, warga sering merasa perlu menyimpan cokelat di kulkas agar bertahan. Namun penyimpanan di lemari sejuk, kering, dan jauh dari bau makanan lain justru jauh lebih direkomendasikan.
Kronologi singkat:
Banyak pembeli cokelat di segmen retail di Indonesia (termasuk di Sumbar) menyimpan langsung di kulkas tanpa mempertimbangkan kondisi lainnya.
Pakar penyimpanan makanan mengingatkan risiko menyerap bau makanan lain, perubahan warna, tekstur kasar bahkan muncul jamur halus jika suhu dingin berpindah ke hangat.
Solusi: Simpan cokelat di tempat dengan suhu ruangan yang stabil, gelap, kering, hindari paparan sinar langsung serta sumber bau. Untuk jangka panjang, sebagian cokelat hitam bisa tahan hingga 2 tahun, cokelat susu sekitar 1 tahun—tapi itu bukan alasan untuk sembarangan menyimpannya.
Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa dalam keseharian, solusi instan seperti “cukup kulkas” tidak selalu benar—termasuk di ranah pangan. Untuk masyarakat Sumatera Barat yang punya kondisi suhu dan kelembapan berbeda, memahami cara penyimpanan yang tepat membantu mempertahankan rasa, kualitas, dan pengalaman menikmati cokelat.



























