Padang — Ribuan orang memadati Pantai Padang pada Minggu (26/10/2025). Polda Sumatera Barat bersama berbagai instansi, komunitas, dan masyarakat menggelar aksi bersih pantai bertajuk “Sinergi Demi Pantai Lestari.”
Kegiatan ini berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk aksi bersih pantai dengan peserta terbanyak di Sumatera Barat.
Namun di balik riuh tepuk tangan dan spanduk pelestarian lingkungan, pertanyaan muncul: apakah kebersihan pantai benar-benar bisa bertahan lebih dari satu hari?
Pantai Padang selama ini menghadapi masalah klasik — tumpukan sampah plastik dan limbah rumah tangga yang datang saban hari. Setelah kamera media berpindah arah, kondisi pantai kerap kembali seperti semula.
Kapolda Sumbar, Irjen Pol Gatot Tri Suryanta, menyebut kegiatan ini bukan hanya tentang membersihkan pantai, tapi juga “membersihkan hati” dan menanamkan budaya peduli lingkungan sejak dini.
“Ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tapi langkah awal untuk membangun kesadaran,” ujarnya dalam sambutan.
Kegiatan yang juga melibatkan TNI, pelajar, pelaku UMKM, dan masyarakat umum itu berhasil mengumpulkan ribuan kilogram sampah dalam tiga jam.
Namun publik mempertanyakan: ke mana sampah itu akan dikelola selanjutnya? Apakah sudah ada mekanisme daur ulang atau pemilahan limbah secara konsisten?
Puncak acara ditandai penyerahan piagam MURI kepada Kapolda Sumbar oleh GM PLN Sumbar, Ajrun Karim. Piagam itu menjadi simbol sinergi lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Kajati Sumbar, Muhibuddin, menilai aksi ini perlu dikembangkan lebih luas agar menjadi gerakan nasional.
Namun sejumlah pengamat lingkungan menilai, tanpa kebijakan yang menyeluruh, kegiatan semacam ini rentan menjadi proyek citra semata.
“Kalau tidak ada petugas yang rutin membersihkan, nanti kotor lagi,” ujar Cici, warga yang datang menonton kegiatan tersebut.
Di akhir acara, Kapolda menyampaikan rencana menjadikan aksi bersih pantai sebagai gerakan nasional berkelanjutan.
Sebuah niat baik yang patut diapresiasi — asalkan dibarengi dengan sistem pengelolaan sampah yang nyata dan penegakan aturan lingkungan yang tegas.
Sebab menjaga pantai lestari tidak cukup dengan satu hari aksi, tapi dengan kesadaran yang hidup setiap hari.
Ridwan Syafrullah – Sumbar FYi































