Padang – Kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau dikenal sebagai Car Free Day di Kota Padang akan dipindahkan sementara ke Jalan Samudra pada Minggu, 26 Oktober 2025. Keputusan resmi ini diteken dalam pengumuman bernomor 426/5082/Dispora-PO/2025 yang dirilis oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Barat (Dispora Sumbar) pada Jumat (24/10).
Pernyataan tertulis menyebutkan jalur baru CFD membentang dari Simpang Masjid Al-Hakim hingga Simpang Masjid Jihat, mulai pukul 06.00 hingga 10.00 WIB. Lokasi biasanya di Jalan Sudirman hingga Jalan Rasuna Said, namun untuk pekan ini dialihkan sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 sekaligus dukungan terhadap upaya mencatatkan rekor kebersihan di Pantai Padang.
Dispora Sumbar memastikan bahwa pemindahan ini hanya bersifat sementara dan pengaturan rute akan kembali ke lokasi normal pada minggu berikutnya. Dalam pengumuman disebutkan bahwa “Selanjutnya kegiatan HBKB akan kembali dilaksanakan seperti biasa pada minggu depan di Jalan Sudirman s.d. Jalan Rasuna Said.”
Bagi warga Kota Padang dan sekitarnya—termasuk pengunjung dari Sumatera Barat bagian dalam—perubahan rute ini penting untuk diperhatikan. Jangan sampai datang ke rute lama dan kecewa karena aktivitas sudah bergeser. Lebih lanjut, ini juga jadi pengingat bahwa ruang publik seperti CFD bukan hanya agenda olahraga atau rekreasi, tetapi juga bisa digunakan sebagai media partisipasi kedaerahan: menyesuaikan dengan momentum nasional dan lokal.
Penyesuaian rute ini membuka pertanyaan lebih luas tentang fleksibilitas kebijakan ruang publik. Jika perubahan mendadak terjadi untuk momen tertentu, bagaimana masyarakat dan pelaku UMKM yang biasa berjaga di rute rutin mempersiapkan diri? Apakah sosialisasi sudah cukup menjangkau seluruh potensi pengguna di Kota Padang dan Sumatera Barat secara keseluruhan?
Akhirnya, meskipun lokasi berganti, makna dasar CFD tetap: memberikan ruang aman bagi masyarakat beraktivitas aktif dan bebas kendaraan, mendukung gaya hidup sehat sekaligus pemanfaatan ruang kota. Pemindahan rute demi peringatan dan kebersihan menunjukkan bahwa fungsi ruang publik di Sumbar bisa lebih dinamis—asal ada komunikasi yang baik antara penyelenggara dan warga.































